haybatam.com
Sebagai kota kepulauan yang dikelilingi laut, Batam memiliki kekayaan hasil laut yang melimpah—dan salah satu olahan ikoniknya adalah Otak-Otak Batam. Camilan berbahan dasar ikan ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kuliner Batam, disukai oleh masyarakat lokal maupun wisatawan nusantara dan mancanegara. Otak-otak Batam tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mewakili perpaduan antara tradisi kuliner Melayu dan teknik pengolahan laut yang khas.
Berbeda dengan otak-otak dari Palembang atau Jakarta yang biasanya dikukus, Otak-Otak Batam dibakar di atas bara arang, menciptakan aroma asap yang khas dan memperkuat cita rasa ikan. Ikan yang digunakan umumnya adalah ikan tenggiri segar, yang ditumbuk halus lalu dicampur dengan santan, bawang putih, ketumbar, sedikit gula, dan garam. Adonannya kemudian dibungkus dengan daun kelapa muda atau daun pisang, lalu dipanggang hingga harum. Daun pembungkus tidak hanya menjaga kelembapan saat dipanggang, tetapi juga memberikan aroma alami yang memperkaya sensasi rasa.
Secara historis, otak-otak telah menjadi makanan favorit masyarakat pesisir Melayu sejak ratusan tahun lalu karena mudah dibuat dan tahan lama. Versi khas Batam mulai populer sejak tahun 1980-an, ketika industri perikanan di kawasan Nongsa dan Batu Ampar berkembang pesat. Para nelayan dan keluarga mereka menjadikan otak-otak sebagai alternatif konsumsi harian maupun produk jualan di pasar tradisional. Seiring waktu, camilan ini berevolusi menjadi oleh-oleh khas Batam yang wajib dibawa pulang oleh wisatawan.
Menurut data dari Dinas Pariwisata Kota Batam tahun 2023, otak-otak menjadi kuliner dengan tingkat pencarian tertinggi di Google lokal, mengungguli makanan populer lainnya seperti mie lendir dan nasi dagang. Selama periode libur Lebaran dan akhir tahun, permintaan otak-otak di pusat oleh-oleh seperti Pasar Oleh-Oleh Nagoya dan Mega Legenda meningkat hingga 30–40% dibanding bulan biasa.
Selain disajikan dengan sambal kacang khas Melayu yang manis-gurih, sebagian penjual menyuguhkannya bersama cuka cabe rawit yang memberikan sensasi pedas dan segar. Varian isi pun semakin berkembang, dari yang klasik berbahan ikan tenggiri hingga yang kekinian dengan isian keju, udang, dan bahkan jamur, untuk menarik generasi muda.
Dengan sejarah panjang dan daya adaptasi tinggi, Otak-Otak Batam bukan hanya sekadar camilan pinggir jalan, tetapi juga simbol dari warisan kuliner pesisir yang terus bertahan di tengah modernisasi kota industri ini. Ke depan, banyak pelaku UMKM dan pemerintah kota berharap otak-otak dapat menembus pasar nasional dan internasional sebagai produk unggulan kuliner khas Batam.