Warisan Budaya Melayu Tetap Hidup di Batam, Kota Modern Bernapas Tradisi

haybatam.com

Di tengah modernisasi yang pesat, Kota Batam terus menjaga napas budayanya melalui pelestarian tradisi Melayu yang kaya. Sebagai bagian dari Provinsi Kepulauan Riau, Batam bukan hanya dikenal sebagai kawasan industri dan pelabuhan bebas, tetapi juga sebagai rumah bagi budaya Melayu yang telah mengakar sejak berabad-abad lalu.

Salah satu bentuk pelestarian budaya yang paling menonjol adalah digelarnya Kenduri Seni Melayu, festival budaya tahunan yang menghimpun beragam kesenian tradisional seperti tari zapin, musik kompang, silat, hingga pantun dan teater tradisional Mak Yong. Acara ini tidak hanya melibatkan pelaku seni lokal, tetapi juga mengundang partisipasi negara-negara serumpun seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Hal ini menunjukkan bahwa Batam berperan penting sebagai simpul budaya Melayu di kawasan Asia Tenggara.

Selain itu, kehidupan masyarakat sehari-hari pun masih lekat dengan nilai-nilai adat istiadat Melayu. Dalam berbagai perayaan seperti pernikahan, kenduri, dan khitanan, prosesi adat tetap dilaksanakan dengan penuh khidmat. Bahasa Melayu juga menjadi bagian penting dari komunikasi masyarakat, meskipun Batam merupakan kota multikultural dengan penduduk dari berbagai suku bangsa di Indonesia.

Budaya kuliner Melayu juga turut memperkuat identitas Batam. Hidangan seperti nasi dagang, laksa, otak-otak, dan mie lendir menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat lokal. Bahkan, beberapa kawasan wisata seperti Kampung Terih dan Tanjung Uma kini dikembangkan sebagai desa wisata berbasis budaya dan kuliner, menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.

Dengan terus mendorong festival budaya, pelestarian bahasa, serta penguatan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal, Batam membuktikan bahwa modernitas tidak harus menghapus tradisi. Sebaliknya, kota ini menjadikan warisan budaya sebagai modal sosial dan ekonomi untuk membangun masa depan yang inklusif dan berkarakter.